mitramabesnews.com
BATANG, – Dugaan Praktik prostitusi berkedok warung kopi di Desa Kalimanggis, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang semakin santer diperbincangkan. Beberapa warung di sepanjang Jalan Pantura Kalimanggis Subah diduga tidak hanya menjajakan kopi, tetapi juga menawarkan layanan esek-esek dengan tarif sekitar Rp200 ribu per pelanggan. Lebih mengejutkan lagi, ada dugaan aliran uang keamanan sebesar Rp100 ribu yang rutin masuk ke pihak desa, membuat praktik ini seolah tak tersentuh hukum.
Penelusuran awak media Mitramabesnews mendapati banyaknya bangunan warung kopi semi permanen di sepanjang jalan pantura desa Kalimanggis Subah Batang. Hal ini semakin memperkuat spekulasi bahwa keberadaan warung kopi tersebut mendapat perlindungan dari pihak-pihak tertentu. Minggu, (16/02/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut keterangan warga sekitar, warung-warung tersebut tetap beroperasi hingga larut malam dengan aktivitas mencurigakan. “Kami sering melihat pria masuk, duduk sebentar, lalu menghilang ke bagian belakang warung. Ini bukan sekadar jualan kopi biasa,” ujar seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Mawar (bukan nama sebenarnya) salah satu pemilik warung kopi mengungkap fakta mengejutkan. Saat dikonfirmasi, Mawar tidak menampik dugaan praktik prostitusi di warungnya. Bahkan, ia dengan santai menjelaskan bahwa tempatnya aman dari razia.
“Tenang mas, di sini aman. Tidak pernah ada penggerebekan. Sejak saya disini, ditariki untuk biaya keamanan setiap tanggal 7 dan 27, masing-masing Rp50 ribu, jadi satu bulan totalnya Rp100 ribu. Yang nariki kayaknya dari desa, mas,” ungkap Mawar tanpa ragu.
Hal serupa juga disampaikan oleh Melati (bukan nama sebenarnya) pemilik warung kopi yang berasal dari Semarang ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa selama ini dirinya selain membuka warung kopi, juga menyediakan layanan Pijat sehat dan Pijat Plus-Plus, adapun untuk layanan pijat plus plus biaya bisa di nego didalam kamar.
“Saya selama buka disini juga ndak pernah ada penggerebekan mas. Aman aman saja. Kadang dari puskesmas juga kunjungan dan memberikan k*nd*m untuk menjaga kesehatan. Klo mau pijet plus plus bisa langsung nego dikamar mas” Jelasnya.
Pernyataan ini semakin memperkuat dugaan adanya keterlibatan oknum tertentu dalam melindungi praktik tersebut. Jika terbukti memang benar ada dugaan uang keamanan setoran rutin ke pihak desa, maka hal ini bukan lagi sekadar bisnis ilegal kecil-kecilan, melainkan bagian dari sistem yang sudah terstruktur.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak pemerintah desa belum bisa ditemui untuk memberikan klarifikasi terkait dugaan aliran uang keamanan ini. Masyarakat pun bertanya-tanya, jika praktik ini sudah berlangsung lama dan tetap aman tanpa penggerebekan, siapa pihak yang seharusnya bertanggung jawab?
Warga berharap aparat penegak hukum segera turun tangan untuk mengungkap kebenaran serta menindak tegas pihak-pihak yang terlibat. Apakah praktik ini benar-benar dibiarkan karena adanya “setoran” rutin? Atau ada alasan lain di balik keberlangsungan bisnis ini?
Yang jelas, Desa Kalimanggis kini menjadi sorotan. Apakah ini hanya sekadar warung kopi, atau justru bisnis gelap yang berjalan di bawah perlindungan pihak tertentu? mitramabesnews.com
(A-Red)