Magelang, mitramabesnews.com – SMP Negeri 3 Pakis Kabupaten Magelang menggelar acara tradisi Nyadran, yaitu tradisi mendoakan para lelulur secara bersama-sama dalam satu dusun atau wilayah, dan bersedekah. Kegiatan dikemas dalam acara “Nyadran ing Pawiyatan dan Gelar Karya P5” dengan mengusung tema “Melalui kegiatan Nyadran, Belajar Mikul Duwur Mendhem Jero, Wujudkan SMP Negeri 3 Pakis yang Cinta Budaya”, Rabu (26/02/2025).
Ketua Panitia kegiatan Supriyono, S.Pd. menuturkan Nyadran ing Pawiyatan SMP Negeri 3 Pakis ini melibatkan Kepala Sekolah, Dewan Guru, Karyawan, para murid, Komite Sekolah, Orang tua. Juga Kepala Desa dan Perangkat Desa, Kepala SD/MI dan masyarakat di sekitar sekolah.
Mereka bersama-sama mengenakan pakaian adat, nyunggi tenong mengikuti prosesi arak-arakan dari Dusun Bongkotan menuju kampus SMP Negeri 3 Pakis untuk berdoa bersama dan kembul bujana (makan bersama).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Supriyono menjelaskan, tradisi Nyadran merupakan suatu budaya yang telah dijalankan oleh para leluhur dan disebut sebagai hasil akulturasi budaya Jawa dengan Islam. Nyadran dijadikan sarana untuk mengenal, mengenang, dan mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia.
“Makna dari tradisi Nyadran adalah memetik nilai-nilai kebaikan dari para pendahulu atau para leluhur. Hal ini selaras dengan pepatah Jawa kuno yang berbunyi ‘Mikul dhuwur mendhem jero’ yang bermakna ajaran-ajaran yang baik kita junjung tinggi, yang dianggap kurang baik kita tanam dalam-dalam,” ujar Supriyono.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 3 Pakis, Drs. Atyanto Widodo mengungkapkan, kegiatan Nyadran dan Gelar karya P5 di sekolahnya sudah menjadi tradisi sekolah yang dilestarikan sejak tiga tahun yang lalu. Melalui Nyadran sekolah mengajarkan praktik langsung kepada murid untuk menghormati tradisi dan kearifan lokal. Juga meningkatkan persaudaraan dan kerjasama antar-murid serta mengajarkan cinta budaya.
“Tradisi Nyadran di sekolah ini dapat terus dilestarikankan karena melalui Nyadran kita dapat mengajarkan kepada murid untuk mengenang serta mendoakan para leluhu. Selain itu, Nyadran juga sebagai sarana refleksi untuk kita mengingat dan mengambil teladan kebaikan para leluhur,” ujar Atyanto.
Kepala Sekolah mengatakan untuk Gelar Karya P5 siswa Kelas 8 putra menampilkan tari Cakalele atau Balilele, sedangkan siswa Kelas 8 putri menampilkan Soreng. Siswa Kelas 7 dan Kelas 9 memamerkan hasil produknya berupa hasil kerajinan keranjang dari bahan plastik atau kreyeng dan Batik Ecoprint. Acara dimeriahkan dengan penampilan kesenian Rebana Siswa SMP Negeri 3 Pakis.

“Melalui Gelar Karya penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) diharapkan dapat semakin menumbuhkan kreativitas, kerjasama, dan jiwa enterpreneur siswa. Karena melalui Nyadran dan Gelar Karya P5 ini kita dapat mengajarkan secara langsung kepada siswa untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkebhinekaan Global, Bergotong-royong, Mandiri dan Bernalar Kritis,” terang Atyanto.
Kegiatan di SMP yang berlokasi di Dusun Bongkotan, Desa Ketundan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang ini berlangsung meriah dan penuh rasa kekluargaan. Siswa-siswi pun tampak senang dengan kegiatan tahunan ini.
Salah satu siswi Kelas 9, Siva Kinanti Nurhidayah, mengungkapkan Nyadran merupakan momentum yang sangat penting untuk memperkuat spiritualitas dan meningkatkan kesadaran terhadap budaya.
“Dengan adanya kegiatan Nyadran ing Pawiyatan yang digelar di SMP Negeri 3 Pakis ini dapat mengingatkan akan akar spiritual kita dan memperkuat hubungan kita dengan Tuhan. Serta menambah nilai untuk sekolah kami,” ungkapnya.
Siva menambahkan, Nyadran juga dapat meningkatkan kerukunan dan kekompakan apalagi kegiatan itu dilaksanakan di sekolah.
“Dengan itu harapan saya tentang Nyadran ing Pawiyatan seluruh warga sekolah khususnya siswa siswi SMP Negeri 3 Pakis lebih semangat menjaga kerukunan dan kekompakan. Kegiatan Nyadran ing Pawiyatan ini harus tetap berjalan setiap tahunnya untuk menguatkan karakter cinta budaya kepada siswa-siswi,” imbuhnya. (N)