Magelang, Mitramabesnews.com – Ribuan umat Buddha dari berbagai daerah mengikuti prosesi Puja Yatra dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Minggu (6/7/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) dan Asalha Mahapuja 2569/2025.
Prosesi spiritual tahunan ini dihadiri langsung oleh Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, bersama Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, yang direncanakan memberikan sambutan dalam Puja Bakti Agung Asadha 2569 Buddhist Era.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kabag Ops Polresta Magelang, Kompol Eko Mardiyanto, mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan strategi pengamanan terpadu demi memastikan seluruh rangkaian acara berjalan aman dan tertib.
Ribuan personel gabungan dikerahkan di sepanjang rute prosesi hingga kawasan Candi Borobudur.
“Pengamanan difokuskan di titik-titik strategis seperti Candi Mendut, rute Puja Yatra, serta kompleks Candi Borobudur. Kami juga siapkan rekayasa lalu lintas jika diperlukan,” ujarnya.
Eko juga menegaskan pihaknya telah menyiagakan 627 personil gabungan. Baik dari unsur Polri, TNI, Satpol PP dan Damkar.
“Ada 627 personel dilibatkan dalam pengamanan. Hal ini sesuai dengan Surat Perintah Kapolresta Magelang nomor: SPRIN/714/VII/PAM3.3/2025. Yakni 555 Anggota Polri, 30 Anggota TNI, Satpol PP 15 orang dan Damkar 7 orang, ” imbuhnya.
Salah satu peserta, Kiswanto (45), yang datang bersama keluarga dari Semarang, mengaku sudah beberapa kali mengikuti acara ini.
Ia menyebutkan bahwa jumlah peserta tahun ini terasa lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Hampir tiap tahun ikut Asalha Mahapuja,” ujarnya saat ditemui di Candi Mendut, Minggu (6/7/2025).
“Antusias umat, saya lihat lebih banyak sekarang. Kebetulan bersamaan dengan libur sekolah,” tambahnya.
Ketua Panitia Umum ITC dan Asalha Mahapuja 2569/2025, Bhikkhu Gutadhammo Mahathera, menjelaskan bahwa prosesi Puja Yatra bukan sekadar jalan kaki, tetapi sebagai bentuk penghormatan dan perenungan spiritual oleh umat Buddha.
“Berjalan dari Mendut ke Borobudur bukan sekadar jalan biasa. Tapi jalan dengan mindfull, jadi merenungkan langkah demi langkah,” jelasnya.
“Perenungan itu ditujukan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha, di mana perenungan itu akan mendatangkan kejernihan di dalam pikiran,” lanjutnya.
Ia menambahkan, tujuan utama dari prosesi ini adalah untuk memurnikan batin dan pikiran, sehingga lahir ketergugahan untuk terus melakukan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam prosesi ini, empat kereta kencana dikirab, yaitu Kereta Kencana Mahadhatu, Kereta Kencana Stamha Vijaya, Kereta Tipitaka, dan Kereta Kencana Dhammacakka.
Kirab kereta ini menjadi simbolisasi penghormatan terhadap ajaran Buddha dan nilai-nilai spiritualitas.