Nagan Raya// Mitramabesnews.com
Gemuruh sorak sorai dan kembang api mewarnai langit malam Senin, 20 Juli 2025, saat Kabupaten Nagan Raya merayakan HUT ke-23.
Alun-alun Suka Makmue bermandikan cahaya, meriah dengan pertunjukan spektakuler yang menampilkan suara dentuman petasan bagai roket.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Para pejabat eksekutif dan legislatif tampak larut dalam euforia perayaan. Namun, di balik gemerlap pesta tersebut, tersimpan kisah pilu yang menyayat hati, Nasib Nur saidah, seorang janda miskin yang hidup terlupakan.
Kak Mah, demikian ia akrab disapa, tinggal sebatang kara di gubuk reyot berdinding kayu dan beratap rumbia di Dusun Alue Garu, Gampong Ujong Patihah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya.
Gubuk itu, warisan almarhum suaminya yang meninggal lima tahun lalu, kini menunjukkan tanda-tanda kerusakan parah yang tak mampu ia perbaiki.
Setiap hari, Kak Mah berjuang keras mencari nafkah. Ia bekerja sebagai pencuci pakaian dan terkadang sebagai pembuat batu bata. Penghasilannya yang minim hanya cukup untuk mempertahankan hidup.
Meskipun memiliki tanah seluas 6 x 30 m², rumahnya tak pernah tersentuh program perbaikan rumah dari pemerintah. Berkali-kali petugas datang untuk mendata, namun harapannya untuk mendapatkan bantuan tetap sirna.
Di tengah kemeriahan perayaan HUT Nagan Raya, Kak Mah mengucapkan harapannya kepada Bupati TRK Sayang. Dengan suara lirih, ia memohon uluran tangan pemerintah untuk mendapatkan rumah layak huni.
Semoga kisah pilu Kak Mah menjadi cemeti bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan seluruh rakyat Nagan Raya.