Mitramabesnews.com
Palembang,-Sumatra Selatan
Suasana di Perumahan Bukit Rahma Residence 2 (BRR 2) memanas. Jalan cor beton yang dibangun oleh pengembang BRR 2 kini hancur dan retak di berbagai titik, akibat lalu-lalang truk pengangkut material dan mobil molen cor milik proyek perumahan Casa Catania yang melintasi area tersebut.
Menurut warga, truk dan mobil proyek Casa Catania setiap hari melewati jalan utama BRR 2, padahal jalan tersebut tidak dirancang untuk kendaraan berat bertonase tinggi. Akibatnya, struktur cor jalan rusak parah, dan warga menjadi resah karena kondisi semakin memburuk dari hari ke hari.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketegangan memuncak ketika warga meluapkan kekesalan di grup WhatsApp BRR 2 setelah mobil molen proyek Casa Catania kembali melintas dan menyebabkan retakan baru pada jalan. Dalam suasana keributan di grup tersebut, Ketua Perumahan BRR 2, Teguh, menerima sebuah pesan WhatsApp dari pihak yang mengaku mewakili proyek Casa Catania. Isi pesan tersebut sebagai berikut:
“Assalamu’alaikum pak, izin menginfoka pak untuk perbaikan jalan sudah di-ACC kantor pak.
Untuk pengerjaannyo kito perbaiki yang jalan rusaknyo bae pak di sekitar BRR.
Dan untuk pelaksanaannyo di hari terakhir kami ngecor jalan komplek Catania pak.”
Namun, warga menilai pesan tersebut datang terlambat dan tidak menjawab substansi persoalan. Hingga kini tidak ada kejelasan resmi siapa pengirimnya, serta tidak ada kesepakatan tertulis atau bentuk tanggung jawab yang konkret dari pihak Casa Catania.
Melihat situasi itu, warga memberikan saran tegas kepada Ketua Perumahan BRR 2 agar menuntut adanya perjanjian hitam di atas putih antara pihak Casa Catania dan pengurus BRR 2, mencakup:
1. Bentuk perbaikan yang akan dilakukan,
2. Kualitas pekerjaan perbaikan, dan
3. Batas waktu pelaksanaan.
Namun hingga kini, belum ada tanggapan pasti dari pengurus perumahan terkait langkah tersebut.
Atas ketidakjelasan ini, warga BRR 2 bersikap tegas dan sepakat untuk melarang keras truk proyek Casa Catania melintas di wilayah mereka sebelum ada perjanjian resmi dan perbaikan jalan yang disepakati bersama.
“Kami bukan menolak pembangunan, tapi kami menolak ketidakjelasan. Jalan ini dibangun oleh pengembang BRR 2, bukan untuk dirusak oleh proyek lain. Kalau belum ada perjanjian tertulis, truk tidak boleh lewat lagi,” tegas salah satu warga.
Warga juga berharap pemerintah daerah dan pihak berwenang turun tangan memediasi persoalan ini, agar tidak menimbulkan konflik sosial antarwarga perumahan.
Jalan cor Bukit Rahma Residence 2 dibangun oleh pengembang BRR 2 dan harus dijaga, bukan dikorbankan demi proyek lain.
Warga bersatu menuntut tanggung jawab nyata, bukan janji basa-basi di tengah kerusakan.
Purdai yanti






