Mitramabesnews.com, Bangka Selatan – Hutan di kawasan Kabupaten Bangka Selatan kini mengalami kerusakan yang semakin parah akibat maraknya perambahan untuk perkebunan kelapa sawit. Lahan-lahan yang sebelumnya merupakan hutan lebat, kini berubah menjadi kebun sawit yang terus meluas tanpa kendali. Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar terhadap kinerja Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Muntai Palas yang seharusnya bertugas mengawasi dan menjaga kelestarian hutan.
Berdasarkan hasil investigasi di lapangan, perambahan hutan untuk perkebunan sawit terus berlangsung dalam skala besar. Sejumlah warga menyebutkan bahwa proses alih fungsi hutan ini sudah berjalan lama dan semakin tidak terkendali. “Hutan di sini dulunya lebat, sekarang sudah rata dengan sawit. Kami heran kenapa tidak ada tindakan dari pihak yang berwenang,” ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
KPHP Muntai Palas sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam pengelolaan hutan di wilayah ini dinilai lamban dalam bertindak. Padahal, sesuai dengan tugas dan fungsinya, KPHP seharusnya melakukan pengawasan, perlindungan, serta penindakan terhadap pelanggaran kehutanan. Namun, hingga saat ini belum ada langkah konkret yang diambil untuk menghentikan perambahan yang semakin merajalela.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Seharusnya ada tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang merusak hutan untuk kepentingan pribadi atau korporasi. Jika dibiarkan terus-menerus, dampaknya tidak hanya pada lingkungan tetapi juga ekosistem yang ada di dalamnya,” ujar aktivis lingkungan setempat.
Kerusakan hutan akibat pembukaan lahan sawit ini juga berpotensi memicu bencana lingkungan seperti banjir, longsor, dan berkurangnya sumber daya air bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, diperlukan upaya serius dari pihak berwenang untuk menegakkan aturan dan menindak tegas para pelaku perusakan hutan.
Masyarakat berharap KPHP Muntai Palas segera mengambil langkah nyata untuk menghentikan perambahan hutan ini. Jika dibiarkan tanpa pengawasan yang ketat, bukan tidak mungkin hutan di Kabupaten Bangka Selatan akan semakin habis, meninggalkan dampak lingkungan yang sulit untuk dipulihkan. (MBS.Red)