Miris !! Warga Jatisawit Tinggal Digubug reot,20Tahun Takpernah dapat Bantuan

- Penulis

Kamis, 15 Mei 2025 - 11:41

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indramayu,www.mitramabesnews.com

Di tengah gemerlap pembangunan dan janji-janji kesejahteraan, masih ada sosok seperti Yana (48), warga Blok Karang Malang RT 006 RW 002, Desa Jatisawit, Kecamatan Jatibarang, Indramayu, yang hidup dalam keterbatasan ekstrem.

 

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bertahun-tahun tinggal di gubuk reot yang nyaris roboh, ia harus memikul beban berat sebagai tulang punggung 13 anggota keluarganya, sembari berjuang melawan kondisi tubuhnya yang sudah terserang stroke ringan.

 

Gubuk yang ia sebut rumah itu jauh dari kata layak. Atap bocor, dinding lapuk, dan lantai becek saat hujan turun.

 

“Kalau hujan besar, air masuk ke kamar-kamar. WC juga kebanjiran, jadi nggak bisa dipakai sama sekali,” tutur Yana dengan mata berkaca-kaca saat ditemui awak media Kamis 15 Mei 2025

“Mau buang air besar pun bingung, karena airnya naik ke mana-mana,” tambahnya lirih.

 

Lebih dari itu, yang mengejutkan, selama hampir 20 tahun terakhir, Yana mengaku belum pernah sekalipun menerima bantuan sosial dari pemerintah.

 

Tak ada bantuan sembako, apalagi renovasi rumah. “Dulu sempat ditawari bedah rumah, cuma katanya dikasih Rp 20 juta dan dibongkar semua.

 

Tapi ponakan istri nggak mau, katanya uang segitu nggak cukup. Bangunan sekarang saja bahannya mahal semua,” jelasnya.

 

Kenyataan pahit lain pun diungkapkannya. Menurut Yana, tak ada perhatian dari pihak pemerintah desa. “Nggak ada yang datang nengok, nggak ada bantuan juga.

 

Tapi kalau pas musim coblosan, pasti ada yang datang untuk data-data, tapi ya cuma itu saja,” sindirnya.

 

Kalimatnya menggambarkan luka yang lebih dalam dari sekadar fisik rumah yang rapuh.

Baca Juga:  Jembatan Runtuh, Kapal Satpolairud Polres Muba Sigap Membantu Seberangkan Warga dan Anak Sekolah

 

Untuk menghidupi keluarganya, Yana menjual sate biawak profesi langka dan penuh risiko. Ia membuka lapak sederhana di depan rumahnya, terkadang berjualan sampai jam 3 pagi.

 

“Kadang nggak ada pembeli sama sekali. Tapi kalau rame, bisa dapat Rp 200 ribu. Itu dipakai buat beli beras, sisanya buat beli biawak lagi.

 

Kalau nggak laku, anak-anak mau makan apa? Uang buat nempur beras saja nggak punya,” ujarnya sambil menahan air mata.

 

Dalam kondisi sulit itu, istrinya terpaksa mencari kangkung di sawah atau saluran irigasi untuk sekadar mengganjal perut anak-anak.

 

“Ya makan seadanya, kadang cuma kangkung rebus. Yang penting anak-anak bisa makan, walaupun cuma itu,” katanya lirih.

 

Menyaksikan perjuangan Yana membuat kita merenung. Ia tak hanya menghadapi keterbatasan ekonomi, tapi juga tekanan mental sebagai kepala keluarga besar yang sakit-sakitan.

 

Rumah kecil itu dihuni oleh 13 orang tak ada ruang pribadi, tak ada jaminan makan tiga kali sehari, apalagi fasilitas kesehatan.

 

Yana tak berharap banyak, hanya ingin kehidupan yang sedikit lebih baik. “Saya cuma pengen rumah ini dibenahi, dan anak-anak bisa makan cukup. Nggak muluk-muluk. Saya udah tua, udah sakit juga,” ujarnya lirih.

 

Kisah Yana adalah potret nyata ketimpangan yang masih terjadi di negeri ini. Di tengah kampanye bantuan sosial yang terus digaungkan, masih ada warga seperti Yana yang bahkan tak tersentuh data.

 

Ia menunggu bukan janji politik, tapi uluran nyata dari pemerintah maupun dermawan yang masih punya hati.

(Jono suhendra)

Berita Terkait

Puluhan Masa Datangin Kantor Gubernur Sumatera Selatan Terkait Upah Yang Tidak Bayar
Forki Nagan Raya Juara Umum Se Propinsi Aceh pada PRA PORA Tahun 2025 di Semelue
Fitra Yedi DPP Pro Gerakan Nasional (Progan) Laporkan Dugaan KKN ke Kejaksaan Agung
Deklarasi DPP Harimau Sumatra Bersatu Berlanggsung Lancar Dan Khidmat
klarifikasi Resmi : Polsek Air Kumbang: Tegaskan Isu Pemerasan dan Suap di Media Sosial Tidak Benar Berita Ini
Satlantas Polres Nagan Raya Laksanakan Hunting system pelanggaran kasat mata,Dalam Rangka Operasi Zebra Seulawah
DPP Lembaga Aliansi Indonesia BP2 Tipikor & Aktivis – Indonesia:Usut Tuntas, Tangkap Dan Tindak Tegas Para Pelaku Mafia Ilegal Penerbitan Dokumen Palsu Atau Ijazah Palsu
Dirresnarkoba Polda Sumsel Musnahkan 11 kilogram sabu dan 18 Ribu Butir Extasi Sepanjang November 2025
Berita ini 14 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 1 Desember 2025 - 05:46

Rumah Milik Seorang Warga Pulo Ie Kuala Kab. Nagan Raya Terbakar

Minggu, 30 November 2025 - 12:52

MPC Pemuda Pancasila dan Srikandi PP Nagan Raya Beri Bantuan Pasca Banjir di Desa Kuta Tring

Sabtu, 29 November 2025 - 09:52

Beutong Darurat,Raja Brewok Mohon perhatian khusus dari Mualim  

Sabtu, 29 November 2025 - 02:22

HMI SUBULUSSALAM DAN BEM STIT HAFAS MELAKUKAN AKSI GALANG DANA.

Kamis, 27 November 2025 - 12:40

Kades Gunung Pane Diduga Rangkap Jabatan di PTPN IV

Rabu, 26 November 2025 - 15:36

Ketua Panpilwu Desa Karangampel Kidul Diduga Kabur, Menghindar dari Wartawan Usai Undian Nomor Urut

Rabu, 26 November 2025 - 13:13

Isu Panitia Bentukan Oknum Pejabat Dinilai Kurang Benar, Humas Organisasi di Nagan Raya Angkat Bicara

Selasa, 25 November 2025 - 08:58

Pengundian Nomor Urut Calon Kuwu Desa Kertawinangun kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu

Berita Terbaru