Nagan Raya//mitramabesnews.com
Anggota DPRK Nagan Raya dari Fraksi Partai Nanggroe Aceh (PNA), Cut Man, menyuarakan keluhan masyarakat terkait pemadaman listrik berkepanjangan yang terjadi di sejumlah wilayah Aceh. Dalam pernyataannya,
ia meminta pihak PLN segera mengevaluasi sistem pemadaman bergilir yang dinilai tidak adil dan sangat mengganggu aktivitas warga, khususnya dalam beribadah dan memenuhi kebutuhan air bersih.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Cut Man, pemadaman listrik yang berlangsung hingga tiga hari tiga malam tanpa giliran telah menimbulkan keresahan luas. Ia menilai, seharusnya PLN menerapkan sistem bergilir 3 hingga 5 jam per wilayah setiap hari, bukan memadamkan listrik secara total.
Kami rakyat Aceh juga beribadah lima waktu di masjid dan meunasah. Bagaimana mau berwudhu kalau air tidak mengalir karena pompa listrik mati? Tolong dievaluasi kebijakan ini, agar semua daerah mendapat keadilan,” tegasnya.
Ia menyebut, kondisi paling parah dialami masyarakat di Desa Cot Rambong, Kuala Tadu, Cot Mue, Cot Mee, dan Alue Siron, yang sudah empat hingga lima hari tanpa listrik. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air bersih karena hampir seluruh rumah dan fasilitas ibadah kini bergantung pada sumur bor listrik.
Zaman sekarang sudah berbeda. Hampir semua rumah dan meunasah menggunakan sumur bor. Kalau listrik padam berhari-hari, bagaimana kami bisa hidup layak, apalagi beribadah?” ujarnya dengan nada prihatin.
Cut Man juga mengingatkan PLN bahwa pelayanan listrik merupakan urat nadi kehidupan masyarakat. Ia berharap pimpinan PLN di Aceh segera turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi warga.
Kami tidak menolak pengaturan daya atau pemadaman sementara, tapi harus manusiawi. Rakyat sudah cukup sabar, sekarang saatnya PLN mendengar suara mereka,” pungkasnya.
Pewarta:juanda






