Indramayu, mitramabesnews.com
Presiden, orang nomor satu di negara kita tercinta menggagas Ketahanan Pangan dengan harapan pemerintah pusat dan daerah memiliki peran kunci dalam merumuskan kebijakan, mengalokasikan anggaran, dan melaksanakan program-program terkait ketahanan pangan. Misalnya, melalui program “food estate” yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan, atau program Pekarangan Pangan Lestari yang mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan untuk produksi pangan.
Alih-alih melaksanakan program ketahanan pangan, justru komponen program ketahanan pangan disinyalir terabaikan oleh Pemdes Mekarsari Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu. Hal ini terpantau dari hasil liputan awak media di lapangan, diantaranya terdapat carut marutnya penggunaan dana yang kurang tepat sasaran dalam penanganan infrastruktur pendukung produksi pangan bahkan patut diduga juga ada salah satu warga yang merasa terintimidasi oleh Kuwu Mekarsari hingga akan melaporkan warganya ke pihak yang berwajib jika tidak mengikuti perintah Kuwu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tersebutlah pada Awal Juni 2025 bertempat di Balai Desa Mekarsari telah diadakan pertemuan antara warga dan Pihak PT. PLN Nusantara Power UP Indramayu membahas tentang Program CSR dengan tajuk
“Forum Pembahasan Rencana Strategis (Renstra) CSR 2025 PT. PLN Nusantara Power UP Indramayu”. Paska acara tersebut datang petugas PLN Nusantara Power ke area persawahan di Blok Kesepat mengatakan, kepada para tokoh masyarakat dan tokoh agama bahwa akan segera dilaksanakan kegiatan normalisasi saluran air untuk persawahan. “Yang dimaksud Pak Domo areal sawah yang suka banjir dimana ?,” ujar Abah Domo menirukan pertanyaan petugas PT. PLN Nusantara Power. Lantas pria berjenggot yang juga Imam Musholla Nurul Iman ini, mengantarkan petugas PLN tadi ke areal sawah di Blok Kesepat.
Kalau, ucap Abah Domo, memang PLN Peduli dengan masyarakat petani tolonglah atasi permasalahan banjir ini yang sudah berlangsung sejak tahun 2017 hingga sekarang. Selang berapa minggu paska pertemuan antara petugas PT. PLN Nusantara Power dengan tokoh masyarakat, datanglah alat berat yang bernama BACKHOE yang diiringi oleh para Pamong Desa. Abah Domo pun menanyakan kepada pamong desa perihal kedatangan alat berat itu. “Ini alat berat untuk apa dan dari mana anggarannya, tanya Abah Domo. “Ini alat berat untuk normalisasi saluran persawahan dan anggarannya pakai Dana Desa (DD),” ujar Lurah Desa, ditirukan oleh Abah Domo. Seandainya, lanjut Abah Domo, memakai DD kenapa tidak ada papan informasi atau papan proyeknya ?
Terpisah, Mano, Kadiv Investigasi LSM KPK- Nusantara Indramayu saat dimintai pendapatnya mengatakan, pihaknya merasa prihatin atas apa yang terjadi di Pemdes Mekarsari. “Kami akan kumpulkan data-data baik data recording maupun visual untuk dipelajari,” urainya.
Andai, sambungnya, terjadi hal-hal yang menabrak perundang undangan maka kami akan laporkan kepada pihak yang berwenang.