Cirebon, 25 September 2024 — Mitramabesnews.com
Kabupaten Cirebon kembali menegaskan komitmennya dalam pengembangan sektor pariwisata melalui acara Anugerah Desa Wisata 2024 yang berlangsung meriah di Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang. Acara ini digelar dengan tema “Kirab Desa Wisata Kabupaten Cirebon”, sekaligus pameran pariwisata yang dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dan masyarakat setempat.acara berlangsung di Lapangan Desa Balawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon
Dalam acara tersebut, turut hadir Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Drs. Wahyu Wijaya, SH, M.Si, bersama dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon, Drs. Abraham Mohamad, M.Si. Hadir pula para pejabat lainnya seperti Kapolsek Lemahabang, Danramil Lemahabang, serta kuwu (kepala desa) dari berbagai desa wisata di Kabupaten Cirebon, termasuk Desa Belawa, Desa Bungko, Desa Panguragan Kidul, Desa Kedung Dawa, Desa Suranggala, dan banyak lagi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebanyak 24 desa menerima sertifikat Desa Wisata pada acara ini, menyusul 36 desa yang sebelumnya telah mendapat pengakuan serupa. Pj Bupati Wahyu Wijaya dalam pidatonya mengingatkan pentingnya menjaga momentum pengembangan desa wisata setelah menerima sertifikat. Beliau menegaskan bahwa desa-desa wisata harus terus berkembang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut dan memajukan Kabupaten Cirebon secara keseluruhan.
“Jaga kebersihan, perlakukan pengunjung dengan baik, dan pastikan harga-harga yang ditawarkanwajar agar wisatawan merasa nyaman dan ingin kembali,” pesan Wahyu dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Wahyu juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga keamanan dan kerukunan di tengah kampanye pemilihan kepala daerah yang akan segera berlangsung. Beliau menekankan agar perbedaan pilihan politik tidak mengganggu kedamaian, terutama di daerah-daerah yang tengah berkembang sektor pariwisatanya.
Dalam kesempatan itu, beberapa kuwu juga menyampaikan perkembangan desa mereka dalam upaya mendukung pariwisata lokal. Kuwu Johar dari Desa Setupatok berbagi tentang upaya desa dalam meningkatkan potensi wisata melalui perbaikan infrastruktur dan pengelolaan waduk sebagai daya tarik wisata. Sementara itu, Kuwu Deni dari Desa Belawa mengungkapkan bahwa desa mereka sedang fokus pada pengembangan wisata edukasi dan konservasi kura-kura, yang akan dikombinasikan dengan agrowisata dan kegiatan UMKM.
Kuwu Sujito dari Desa Sampiran menyoroti potensi wisata religi di desanya, dengan Masjid Keramat dan situs sejarah Syekh Bainilah sebagai daya tarik utama. Desa Sampiran juga tengah mengembangkan aksesibilitas dan fasilitas pendukung untuk menarik lebih banyak wisatawan religi.
Sementara itu, Kuwu Toyana dari Desa Karangreja menampilkan Tari Indraji sebagai bagian dari promosi budaya lokal. Desa Wilulang, yang diwakili oleh Kuwu Iyoy Sonjaya, turut memamerkan produk UMKM khas seperti kueh Cente Manis dan Karamel Sarang Semut, serta pertunjukan tari Sambilulungan yang dibawakan oleh kader desa.
Dengan semangat kebersamaan dan dukungan penuh dari pemerintah daerah serta masyarakat, acara Anugerah Desa Wisata ini diharapkan dapat mendongkrak potensi pariwisata Kabupaten Cirebon dan membawa dampak positif bagi perekonomian lokal. Penyelenggaraan acara ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan Cirebon sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia.
Kuwu Johar dari Desa Setupatok menyoroti pentingnya upaya kolektif dalam pengembangan potensi wisata di desa mereka. Beliau menyampaikan bahwa salah satu langkah strategis adalah meningkatkan infrastruktur untuk menunjang wisata waduk di Desa Setupatok.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memperbaiki waduk agar lebih mampu menampung air, dan para pedagang yang berada di sekitar akan diarahkan ke lokasi strategis. Dengan perbaikan infrastruktur ini, kami berharap pendapatan desa dapat meningkat, terutama dari sektor pariwisata,” ungkap Johar.
Sementara itu, Kuwu Deni dari Desa Belawa, yang ditunjuk sebagai tuan rumah acara, menyampaikan bahwa pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Pariwisata sedang memfokuskan pengembangan wisata edukasi dan konservasi kura-kura di desanya. Desa Belawa, yang dikenal dengan program penangkaran kura-kura, juga berencana untuk memperluas destinasi agrowisata dan fasilitas kolam renang anak guna menarik lebih banyak wisatawan, baik lokal maupun nasional.
“Kami berharap wisata konservasi kura-kura di Belawa tidak hanya dikenal oleh masyarakat lokal, tetapi juga oleh wisatawan dari seluruh Indonesia. Saat ini, kami juga tengah berpartisipasi dalam lomba tingkat nasional untuk memperkenalkan potensi desa kami,” tambah Deni.
Desa Sampiran yang diwakili oleh Kuwu Sujito turut hadir, menampilkan potensi wisata religi di desanya. “Kami memiliki Masjid Keramat dan situs sejarah Syekh Bainilah yang menjadi daya tarik wisata religi. Kedepannya, kami ingin membangun infrastruktur seperti jalan dan gapura untuk memudahkan akses wisatawan,” kata Sujito. Ia juga menambahkan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjaga dan mengembangkan potensi desa mereka.
Acara ini juga diramaikan dengan penampilan seni budaya dari beberapa desa. Desa Karangreja, di bawah pimpinan Kuwu Toyana Bobie, menampilkan Tari Indraji, sementara Desa Wilulang yang dipimpin oleh Kuwu Iyoy Sonjaya menyajikan Tari Sambilulungan dan produk UMKM khas seperti kueh cente manis dan kripik pisang.
Acara penerimaan SK ini menjadi momentum penting dalam mendorong perkembangan pariwisata di desa-desa Kabupaten Cirebon. Dengan sinergi antara pemerintah daerah, para pemimpin desa, dan masyarakat, diharapkan potensi wisata yang ada dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Kuwu Abdul Halim dari Desa Depok menyoroti potensi besar yang dimiliki oleh desanya dalam bidang wisata religi. Desa Depok dikenal dengan Masjid Keramat Al-Karomah, yang menjadi ikon utama dan daya tarik bagi para peziarah dari berbagai daerah. Banyak waliyullah yang dimakamkan di desa ini, menjadikannya sebagai pusat ziarah bagi umat Islam yang mencari keberkahan.
“Salah satu daya tarik utama di desa kami adalah sumber air Pasiraga, yang tidak pernah kering meskipun di musim kemarau. Para peziarah datang untuk mengambil air ini sebagai bentuk keberkahan,” kata Abdul Halim. Ia juga menyampaikan rencana besar pemerintah desa untuk membangun taman wisata edukasi pada tahun 2025, yang akan dilengkapi dengan saung, pendopo, dan sanggar kesenian.
Di bidang UMKM, Desa Depok memamerkan produk lokal seperti makaroni Pak Roni dan karya seni lokal lainnya. Abdul Halim berharap dengan pengembangan desa wisata ini, kesejahteraan ekonomi masyarakat desa akan semakin meningkat, terutama melalui UMKM.
Sementara itu, Kuwu Giantoro dari Desa Kasugengan turut hadir dengan membawa kebanggaan akan kesenian lokal desanya. Kesenian Rodat Kuntulan dan permainan tradisional Egrang Jangkungan yang ditampilkan telah mendapatkan pengakuan hingga ke mancanegara, termasuk Singapura dan Malaysia. Desa Kasugengan juga memamerkan produk kerajinan tangan berbahan rotan, seperti kursi dan meja, yang menjadi bagian dari pengembangan UMKM di desa tersebut.
“Harapan saya, desa kami dapat terus berkembang dan dikenal sebagai destinasi wisata unggulan di Cirebon. Dengan kontribusi dari seluruh masyarakat, kita bisa mewujudkan kesejahteraan bersama,” ujar Giantoro.
Acara ini menjadi cerminan upaya kolaboratif antara pemerintah desa, masyarakat, dan pemangku kebijakan untuk memajukan potensi pariwisata lokal. Dengan berbagai program dan proyek pengembangan, desa-desa di Kabupaten Cirebon diharapkan mampu menjadi destinasi wisata yang menarik, baik di tingkat nasional maupun internasional, sehingga berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat setempat.ujarnya
Wahid s