KOTA CIREBON – Mitramabesnews.com Acara festival Panjunan akulturactive yang di seleggarakan di kawasan masjid merah Kelurahan Panjunan Kelurahan Lemahwungkuk Kota Cirebon menyelenggarakan ngaji Sejarah. Jiarah. Tari Topeng seni Bray. Marching BandBand Al-Irsyad Hadroh Gambus dan tari Tamar. Naga mas Barongsai juga Liong workshop Gerabah Donor darah Bazar Kuliner dan lain lain di selenggarakan dalam jangka waktu tiga hari yang sudah di tentukan panitia dari mulai hari jumat – minggu 26- 26/7/ 2024
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Hadir para undangan di antaranya Pj Walikota Drs Agus Mulyadi, M.Si Sekda Mohammad Arief Kurniawan ST. Sultan Kacirebonan Pangeran Abdulgani Natadiningrat. SE. Papih Tantowi,
Reska Fahmi Fauzi selaku EO Event Organizer menjelaskan acara ini merupakan tradisi yang di konsepkan 3 etnis yang kita publish ada etnis Arab ada etnis Cinan etnis Jawa pribuminya di kelas namanya menjadi sebuah akulturasi budaya tapi biar lebih aktif dan produktif kami berharap kolaborasi dengan warga bisa meningkatkan tradisi ngaji sejarah dan ke makam Pangeran karuhun karuhun kita ujarnya
Ngaji sejarah oleh Farikhin sejarawan muda cirebon memaparkan awal sejarah Cirebon di bawa oleh orang-orang dari berbagai bangsa dari berbagai negara dengan berbagai macam kepentingan tapi dari semua beragam bangsa dan negara itu mereka semua rukun sesuai dengan tema sekarang 500 tahun yang lalu berbagai macam negara ini diantaranya dari Persia dari India dari Singapura dari ujung mendingin sekarang namanya Malaysia 1416 seminggu bermukim di Cirebon dan mendirikan Nah kemudian ada dari Jawa dari Sumatera dari Sunda dari Madura semua berkumpul menjadi satu sehingga Virgoun ini dalam naskah Purwakarta di malam hari berawal atau berakar dari kata saling jaga akhirnya campuran kemudian kita menjadikan caruban orang Portugis dan kemudian tahun 1513 selanjutnya Caruban. nama lain dari Syarifah Halimah istrinya Syekh Nurjati bibinya Pangeran Panjunan dan Pangeran adhyaksa eksodus pertama itu tahun 1420 beberapa tahun setelah kedatangan Cheng Ho dan kedatangan Syekh Hasanuddin Karawang atau orang kita menyebutnya Syekh mursyahadatillah kemudian disusul kemudian rombongan Pangeran Panjunan jadi sejak awal sudah banyak dari orang-orang Baghdad yang meramaikan Cirebon termasuk beberapa murid-murid dari Syekh Nurjati diantaranya Syekh mudhorim kemudian Syarif Arifin atau disebut yang menjadi Ki Gede di Merta pada Wetan kemudian Pangeran sekar Kendal yang juga di Kendal dekatnya buntet kemudian Syekh Abdullah yang di buntet.
Papih Tantowi merasa bangga dengan adanya kegiatan yang sangat positif dan kegiatan yang baru artinya suatu kejutan bahwa selama ini belum pernah di kawasan ini diadakan festival dan memunculkan tradisi-tradisi peninggalan Karuhun kita atau leluhur kita salah sari contoh bagaimana sejarah pengen Panjunan sejarah atau babad dari awal Cirebon sampai Babad Cirebon tanah Cirebon jadi di daerah sekarang kita nikmati juga bagaimana sejarah Sunan Gunung Jati dari mana dengan siapa putra siapa sampai Bagaimana menyebarkan Islam itu ke nusantara yang dulunya adalah Hindu dan Budha harapan saya terutama masyarakat yang ada di sini ikut peran aktif karena beliau-beliau inilah yang akan bisa menunjukkan daerah ini menjadi sentra wisata yang dikenal di dunia di sini juga bisa membangkitkan sentra-sentra Industri atau pengrajin atau para pedagang yang bisa makmurkan ujar.
Wahid s – Helen Puspita Dewi