Syahbudin Diteror karena Suara Kebenaran? PPWI: Tangkap Otak Intelektualnya!”

- Penulis

Minggu, 19 Oktober 2025 - 01:19

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta // Mitramabesnews.com

Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., M.A. mengecam keras aksi teror yang menimpa jurnalis Syahbudin Padang di Kota Subulussalam, Aceh. Ia menyebut tindakan keji tersebut sebagai bentuk kebiadaban nyata yang mencoreng kebebasan pers dan menginjak-injak nilai demokrasi

Peristiwa teror itu terjadi ketika rumah dan mobil Syahbudin dilempari oleh orang tak dikenal pada malam hari. Selain mengalami kerusakan fisik pada mobil aksi ini juga meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga korban, terutama anak dan istrinya yang turut merasakan ketakutan luar biasa.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Saya katakan dengan sangat tegas: ini bukan kriminal biasa! Ini adalah bentuk teror terhadap jurnalis dan pembungkaman terhadap suara kebenaran. Ini kebiadaban yang tidak bisa dibiarkan. Negara harus hadir, dan para pelaku harus segera ditangkap, termasuk siapa yang menjadi aktor intelektual di balik kejadian ini!” ujar Wilson dalam pernyataan kerasnya, Minggu (19/10/2025).

“Kami Tuntut Dibongkar Semua! Jangan Hanya Pelaku Lapangan!”Menurut Wilson, kasus ini tidak boleh berhenti pada pelaku teknis atau orang suruhan di lapangan. Ia mendesak agar pengusutan menyeluruh dilakukan terhadap dalang sebenarnya di balik aksi teror ini.

“Siapa yang menyuruh? Siapa yang terganggu oleh pemberitaan Syahbudin? Bongkar semuanya! Kami tidak mau hanya kambing hitam ditangkap. Kepolisian harus jujur dan berani membongkar jaringan aktor intelektual di balik aksi keji ini,” katanya lantang.

Wilson menambahkan bahwa Syahbudin selama ini dikenal sebagai jurnalis yang vokal dalam mengkritik kebijakan pemerintah daerah dan mengungkap dugaan-dugaan penyimpangan. Menurutnya, hal itu bisa saja menjadi motif utama teror yang dilakukan terhadap dirinya dan keluarganya.

Trauma Keluarga: Ketakutan di Rumah Sendiri Aksi teror itu bukan hanya menyerang Syahbudin sebagai individu, tetapi juga menebar teror psikologis terhadap keluarga Anak dan istri Syahbudin disebut mengalami trauma dan rasa tidak aman di lingkungan rumah sendiri.

“Anak dan istri saya sangat terguncang. Kami merasa tak aman di rumah sendiri. Ini bukan lagi sekadar pengrusakan, tapi sudah merupakan bentuk teror terhadap wartawan dan keluarganya,” ujar Syahbudin kepada wartawan usai membuat laporan polisi.

Wilson menanggapi hal ini dengan menyesalkan betapa bahayanya situasi yang kini dihadapi jurnalis di lapangan. Ia menyebut, jika keluarga jurnalis saja tidak bisa merasa aman di rumahnya sendiri, maka itu pertanda ada yang sangat salah dalam sistem perlindungan hukum di negeri ini.

Desakan Keras untuk Kapolri: “Jangan Tutup Mata!” Ketua Umum PPWI ini juga melayangkan desakan keras kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk turun tangan langsung dan menindak tegas seluruh pihak yang terlibat dalam peristiwa ini.

Baca Juga:  Warga Binaan Lapas Tanjung Raja Dilatih Buat Roti, Siap Jadi Sarana Produksi Berkelanjutan

“Saya ingatkan, Kapolri jangan tutup mata. Jangan biarkan kasus ini jadi angin lalu. Negara harus hadir membela jurnalis! Bila perlu, bentuk tim khusus untuk usut kasus ini sampai ke akar-akarnya. Ini soal nyawa dan martabat profesi pers!” tegas Wilson.

Ia juga memperingatkan bahwa jika aparat penegak hukum gagal menuntaskan kasus ini, maka solidaritas jurnalis dan masyarakat sipil akan bergerak secara nasional maupun internasional untuk mencari keadilan.

Gelombang Kecaman dan Solidaritas Wartawan Sejak kasus ini mencuat ke publik, berbagai organisasi pers, tokoh media, dan aktivis LSM turut menyatakan kecaman keras dan menyampaikan dukungan solidaritas untuk Syahbudin Padang. Mereka menilai bahwa insiden ini merupakan bagian dari pola lama pembungkaman terhadap jurnalis yang kritis.

Wilson menyampaikan bahwa PPWI akan mengawal kasus ini secara hukum dan advokasi, serta membuka komunikasi dengan organisasi jurnalis di tingkat internasional.

“Kami tidak akan tinggal diam. Ini bukan hanya soal Syahbudin, ini soal masa depan jurnalisme di Indonesia. Jika jurnalis diteror, lalu dibiarkan, maka ke depan kita tidak akan pernah mendengar lagi suara kebenaran,” ujarnya.

Demokrasi Terancam, Pers Diteror

Bagi Wilson, kasus ini adalah alarm serius bahwa demokrasi Indonesia sedang dalam ancaman. Ia menyebut bahwa pers adalah tiang keempat demokrasi, dan jika tiang itu diserang secara sistematis, maka yang runtuh adalah seluruh bangunan negara hukum.

“Saya ingatkan kepada semua pihak yang merasa terganggu dengan pemberitaan: kalau Anda benar, buktikan dengan data, bukan dengan kekerasan! Jangan pengecut! Jangan bersembunyi di balik kekuasaan lalu meneror wartawan yang sedang menjalankan tugasnya,” tandasnya.

Jangan Ada Lagi Teror terhadap Wartawan! Wilson Lalengke menegaskan bahwa pihaknya tidak akan pernah berhenti menuntut keadilan. Ia menyerukan agar masyarakat, organisasi sipil, dan seluruh insan pers bersatu melawan segala bentuk teror dan intimidasi.

“Jangan ada lagi Syahbudin berikutnya! Kami tidak takut! PPWI akan berdiri di depan membela semua wartawan yang bekerja untuk kebenaran. Ini adalah panggilan moral dan tanggung jawab sejarah kita sebagai anak bangsa,” tutup Wilson.

Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan. Publik menanti langkah konkret dari aparat penegak hukum dalam menuntaskan kasus ini, sebagai bentuk komitmen terhadap perlindungan kebebasan pers di Indonesia.

Berita Terkait

Diduga Kepala Desa Sendang Manfaatkan Fasilitas BUMDes untuk Usaha Pribadi
Negara Tak Boleh Kalah oleh Preman! GMBI Aceh Kecam Teror terhadap Jurnalis Subulussalam
AWPI Geram! Teror Brutal terhadap Jurnalis Syahbudin Padang di Subulussalam Dikecam Keras
Ketua Umum Aliansi Saiber Aktivis Indonesia Ledakkan Kecaman Keras atas Teror terhadap Jurnalis Syahbudin Padang
IWO Tapteng Desak Hukum Berdiri Tegak:Jangan Biarkan Preman Teror Jurnalis 
Kecaman Keras! Ketua Umum IWO: Teror terhadap Wartawan Subulussalam Adalah Aksi Biadab, Negara Harus Bertindak Tegas!
IWO Kecam Keras Tindakan Teror terhadap Wartawan di Subulussalam
Peringati Maulid Nabi Muhammad Saw 1447H/2025M Batalion C Pelopor, Penuh Hikmah dan Berkah.
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 19 Oktober 2025 - 07:19

Kopka Resbiyanto Pembinaan Komsos Harus Humanis Sebagai Wujud Manunggalnya TNI-Rakyat

Minggu, 19 Oktober 2025 - 07:13

Babinsa Sertu Budi Utomo Sigap Tangani Pohon Tumbang, Akses Warga Simo Kembali Normal

Minggu, 19 Oktober 2025 - 04:51

Babinsa Cepogo Turun ke Sawah, Bantu Petani Panen Cabai Demi Ketahanan Pangan

Minggu, 19 Oktober 2025 - 04:45

Danrem 074/Warastratama Lakukan Groundbreaking Pembangunan Koperasi Merah Putih di Boyolali

Minggu, 19 Oktober 2025 - 04:34

TNI dan Warga Kompak Bangun Desa: TMMD Sengkuyung Tahap IV Kodim 0724/Boyolali Fokus Tuntaskan Pengerasan Jalan dan RTLH

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 00:32

Babinsa Laksanakan Kegiatan Ketarunaan dengan Materi PBB dan TUS

Jumat, 17 Oktober 2025 - 04:28

Babinsa Berikan Materi Dasar Berbaris Kepada Siswa SMK Sakti

Senin, 13 Oktober 2025 - 17:48

Babinsa Dampingi Pendistribusian Makanan Bergizi Gratis di Sekolah

Berita Terbaru