Rejang Lebong ( Bengkulu ) MitramabesNews.com Sekolah unggulan didalam kurikulum merdeka belajar tidak ada yang menamakan sekolah unggulan karna adanya zona terdekat dari sekolah dan anak harus belajar di sekolah terdekat.
Namun di temukan ada nya sekolah SMAN 1 Rejang Lebong yang menjadikan objek anak untuk tidak naik kls 11 naik ke kls 12 alasan nilai tidak tuntas 7,3 apakah dalam aturan permedikbud ? Atau kah menjadi objek bagi pihak sekolah untuk bisa memasukan murid pindahan ke sekolah unggulan SMAN 1 rejang Lebong.
Saat anak menjadi kecewa di saat anak tidak bermasalah di anggap ada masalah perkelahian di keroyok di damai kan oleh guru dan pihak guru hanya menelpon via wa Rabu 18 Juni 2025 memberi info kalau telah terjadi perkelahian dan urusan nya sudah selesai tanpa di panggil orang tua di saat anak sudah di pukul dan benjol namun tidak ada pembelaan dari pihak sekolah seolah anak menjadi biang keributan
Dalam ini sudah berusaha untuk membenahi kurang nya adab anak, aturan,prestasi namun pihak sekolah sedikit pun tidak mempertimbangkan kan mental anak dan seorang kepala sekolah Aprizon menjadi merasa hebat dan mengatakan sudah hasil rapat seluruh guru agar anak yang tidak naik kelas pindah kepsek Aprizon mengatakan akan membantu biaya beli baju ngurus pindah asal ada sekolah yang mau menerima.
Pasal 54 UU 35 /2014,Anak di lingkungan sekolah wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik,psikis ,kejahatan seksual dan kejahatan lain nya yang di lakukan oleh pendidik,tenaga pendidik sesama peserta didik atau pihak lain nya.
Pasal 54 ayat (2) pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai tangung jawab melindungi anak dari kekerasan di lingkungan pendidikan , UU perlindungan anak khusus pasal 9 ayat (1)
pihak sekolah haruslah menjadi pendidik bagi siswa siswi tidak pilih kasih untuk semua murid namun lain hal nya dengan SMAN 1 rejang Lebong peserta didik dengan jumlah 14 orang siswa tidak naik kelas saat di konfirmasi di SMAN 1 rejang Lebong Jum at 20 Juni 2025 aneh bukan sekolah unggulan tidak menaikan 14 orang siswa apa sesuai SOP sekolah ? yang kami duga ada nya antrian pindahan dari sekolah lain dan dari luar daerah zona untuk masuk ke SMAN 1 Rejang Lebong dengan berbagai cara agar bisa jadi lulusan dari SMAN 1 rejang Lebong
Sangat aneh pihak sekolah melakukan yang tidak naik agar segera pindah sekolah bukan nya anak murid yang tidak naik kelas di bina namun secepat mungkin harus pindah sekolah lain kan aneh,sekolah mana yang menerima pun masih di cari kemana sekolah yang menerima dan baju baru seragam sekolah yang baru membuat derita bagi wali murid,kepala sekolah yang kuasa.
Dalam surat edaran gubernur untuk tidak memebani biaya sekolah anak namun berbeda dengan hal ini anak merasa terintimidasi bahkan Terjadi akan hal nya anak si kaya anak si miskin.di saat pemerintah sedang gencar gencar nya memperbaikan citra guru mendidik untuk pembelajaran tidak membebankan kan biaya ke anak bangsa namun berbeda hal nya dengan SMAN 1 membuat pusing wali murid
Dengan segera untuk harus memidahkan anak murid yang tidak naik kelas hal ini menjadi beban wali murid untuk mengurus pindah sekolah dengan biaya yang baru,baju baru tempat sekolah yang baru juga mental dan psikis anak menjadi hancur malu beban dan minder dalam hal ini tidak di hirau kan oleh pihak sekolah dan ini bertentangan dengan undang undang perlindungan anak.
Untuk di pahami anak masuk ke sekolah SMAN 1 bukan melalui nem nilai tertinggi namun ada nya jalur prestasi,jalur tidak mampu,jalur zona apakah harus IQ anak yang melalui jalur zona harus sama dengan jalur prestasi di saat kita mengunakan kurikulum merdeka belajar ? Masih mengumpulkan kan kas Rp 85 ribu rupiah.
Dan patut di duga ada nya permainan guru dalam penerimaan murid baru PPDB agar bisa melihat siswa siswi di luar zona dan siswa prestasi merasa hebat karna bisa menjadi hebat apa bila sudah membatu keluarga kerabat nya untuk bisa masuk SMAN 1 yang di anggap paling favorit unggulan di rejang Lebong guru pengajar kepsek semua nya karna bisa menjadi guru paling hebat di rejang Lebong ajang pamer sarjana bukan untuk amal ibadah sangat di sayangkan guru pendidik bukan lagi simbol pahlawan tanpa tanda jasa
Karna banyak nya biaya pungutan dan menjadikan objek anak didik murid dalam kesenjangan ini wali murid berharap keadilan ke pemerintah provinsi Bengkulu Terkhusus nya bapak Gubernur Bengkulu H Helmi Hasan untuk memberikan keadilan kepada masarakat provinsi Bengkulu khususnya dalam” BANTU RAKYAT “. ( Tim )