Kota Magelang, Mitramabesnews.com – Sebuah insiden berdarah mengguncang warga Kota Magelang pada Minggu malam (19/4), ketika pertengkaran antar dua pemuda berujung tragis.
Evander (25), warga Kelurahan Kramat Utara, harus meregang nyawa setelah ditikam oleh rekannya sendiri, RAS alias Bolot (24), dalam insiden yang dipicu persoalan sepele namun berakhir fatal.
Kapolres Magelang Kota, AKBP Anita Indah Setyaningrum, dalam konferensi pers pada Kamis (24/4), mengungkapkan bahwa pelaku telah diamankan dan kini tengah menjalani proses hukum.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pelaku dikenakan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara, serta Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman maksimal 7 tahun,” jelas Kapolres.
Kejadian bermula dari pertemuan di sebuah rumah di Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah. Pertemuan tersebut awalnya membahas urusan pekerjaan, namun situasi berubah tegang ketika ajakan salaman RAS ditolak oleh korban.
Dalam kondisi diduga mabuk, pelaku langsung naik pitam dan melayangkan pukulan yang memicu perkelahian sengit sekitar pukul 23.30 WIB.
Dalam pertikaian itu, RAS mengeluarkan pisau lipat yang telah dibawanya, lalu menikam Evander dua kali satu di dada kanan sedalam lima sentimeter dan satu di bawah ketiak kanan sedalam dua sentimeter.
Korban sempat dilarikan ke RSUD Tidar dan mendapat penanganan intensif, namun nyawanya tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia pada Senin dini hari pukul 02.00 WIB.
Pihak kepolisian bergerak cepat dan berhasil membekuk pelaku keesokan paginya, Minggu (20/4), sekira pukul 07.00 WIB di kawasan Magersari, Magelang Selatan.
Polisi juga mengamankan barang bukti berupa pisau lipat dan pakaian yang dikenakan pelaku saat kejadian.
“Minuman keras sering kali jadi pemicu tindakan tak terkendali. Kami imbau masyarakat untuk lebih bijak dan mampu mengendalikan emosi. Jangan sampai sesal datang setelah masa depan hancur karena satu tindakan gegabah,” tegasnya.
Kejadian ini menjadi pengingat keras bahwa emosi dan alkohol bisa menjadi kombinasi mematikan, bahkan untuk hal sekecil menolak berjabat tangan.