Cirebon, Mitramabesnews.com 21 November 2024 — Kota Cirebon kembali mengukir sejarah sebagai simbol toleransi dan kebangsaan dengan menggelar acara Peringatan Hari Pahlawan dan Toleransi 2024. Acara yang berlangsung di Gedung DPRD Kota Cirebon ini diwarnai dengan pengukuhan wartawan sebagai penggerak toleransi dan kemanusiaan, serta dialog kebangsaan yang menghadirkan tokoh-tokoh lintas agama dan budaya.
Diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, acara ini dihadiri berbagai tokoh penting seperti Pendeta Thomas, Eti Herawati, Aling (Ketua Umum LBH Anak Negeri), Reno (aktivis Kota Cirebon), Indra Amora (pemuda Cirebon), Amora Guna (sesepuh umat Hindu), Ketua Suster Petrus Katolik, Dedi Kenedi (tokoh pendidik), Tantowi alias Papih Tanto (aktivis seni budaya), dan Ismawan (tokoh toleransi kebudayaan).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Toleransi Sebagai Perekat Bangsa
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Agus Juwarman menyampaikan pesan tentang pentingnya toleransi sebagai pondasi kebangsaan.
“Toleransi adalah keindahan yang harus dirawat oleh setiap warga negara. Meski berbeda agama, keyakinan, dan budaya, kita tetap satu sebagai bangsa yang saling menghormati dan membantu. Dengan toleransi, hidup menjadi lebih indah dan penuh berkah,” ujar Agus.
Ketua Lingkungan Hidup, Bapak Jaelani S.Os, menambahkan bahwa Cirebon memiliki sejarah panjang sebagai kota yang menjunjung tinggi harmoni antarumat beragama. “Kita harus menjaga tradisi toleransi ini sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang. Cirebon adalah simbol persatuan dan kebhinekaan,” tegasnya.
Pengukuhan Wartawan dan Dialog Kebangsaan
Momen puncak acara ini adalah pengukuhan wartawan penggerak toleransi dan kemanusiaan. Wartawan dianggap memiliki peran vital dalam menyebarkan pesan perdamaian dan harmoni ke seluruh penjuru negeri.
Dialog kebangsaan yang digelar turut melibatkan berbagai tokoh agama, seperti:
Mamo Prabu Diaz (tokoh masyarakat)
Pak Lingga (perwakilan Katolik)
Pendeta Samoel dan Romo Yanto (Kristen)
Tokoh agama Hindu dan aktivis pemberdayaan masyarakat.
Dialog ini membahas cara membangun kerukunan lintas agama dan budaya serta upaya menjaga persatuan bangsa.
Penutupan Penuh Doa
Acara ditutup dengan doa lintas agama yang dipimpin oleh Alustad Didi Sunadi dari Dewan Masjid Indonesia (DMI). Suasana khidmat mengiringi penutupan, dengan harapan acara ini memberikan dampak positif bagi harmoni dan kemajuan bangsa.
Sebagai kota wali yang menjadi pusat pengembangan Islam, Cirebon kembali membuktikan diri sebagai teladan dalam menjaga toleransi dan persatuan. Peringatan ini menjadi ajang refleksi sekaligus komitmen bersama untuk memperkuat kebhinekaan dan menjaga persaudaraan di Indonesia.
Wahid s