Atasi Kekeringan di Areal Persawahan, DKPP Indramayu Luncurkan Sumur Bor, Irpom dan Pompanisasi

- Penulis

Selasa, 17 September 2024 - 09:49

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indramayu, (Mitramabesnews.com). Untuk mengatasi kekeringan di areal persawahan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu melakukan berbagai upaya seperti membangun sumur bor, irigasi perpompaan (Irpom) dan pompanisasi. Sumber air dari ketiga upaya tersebut berasal dari air bawah tanah dan air permukaan.

Plt. Kepala DKPP Kabupaten Indramayu, Sugeng Heryanto melalui Kabid Tanaman Pangan, H. Imam Mahdi mengatakan sumur bor dan irpom merupakan solusi untuk mengatasi kekeringan areal persawahan prioritasnya di sawah tadah hujan (STH) namun tidak menutup kemungkinan untuk mengakomodir lahan sawah irigasi teknis yang tidak kebagian air di daerah hilir irigasi sepanjang tahun. Sementara pompanisasi bersumber dari air permukaan.

“Program pembangunan sumur bor, irpom dan pompanisasi bisa terlaksana dengan baik berkat kepedulian Bupati Indramayu, Ibu Hj. Nina Agustina dalam upaya mendukung dan mempertahankan daerah lumbung padi,” kata dia belum lama ini.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Imam merinci pembagunan sumur bor dengan sumber air tanah dangkal atau tanah dalam (submersible), sumber dana APBD, DAK, fungsinya untuk memanfaatkan air di dalam tanah ditarik dengan mesin pompa submersible dan digunakan untuk mengairi areal persawahan baik persiapan olah tanah, tanam, pemeliharan tanam hingga panen atau bisa juga guna penyelamatan areal yang sudah kering.

Sumur bor dan irpom dengan sumber air bawah tanah itu sambungnya, solusi pemerintah dan dibangun di lahan STH di Kecamatan Gantar, Kroya, Terisi, Cikedung plus lahan Perhutani. Dengan kedalaman 0-60 meter. Dalam pembangunan itu ada swadaya masyarakat untuk mencapai tanah dalam di atas 60 meter.

Ia tidak menampik kondisi saat ini sangat ekstrim dan banyak areal persawahan kekeringan. Hal itu kata dia, karena proses tanam padi di musim tanam (MT) II atau Gadu mundur di bulan Juli. Kenapa mundur karena MT I (rendeng) juga mundur. MT I 2023-2024 dimulai di Bulan Maret seharusnya di Bulan Desember-Maret dan April tanam lagi untuk MT II.

“Eksistingnya, MT I dimulai Maret-Juni dan Juli mulai MT II. Saat itu ada yang selesai tanam, baru tanam. Jadi MT 2 berhadapan dengan musim kemarau. Ini beresiko tinggi bagi kelangsungan tanaman padi karena kekurangan air terutama di daerah hilir. Meski tanaman padi bukan tanaman air namun membutuhkan air,” ucap Imam.

Menurutnya, ekstra cepat penyelamatan lahan kekeringan selain sumur bor juga ada pompanisasi. Pompanisasi menggunakan sumber air permukaan (sungai). Jumlah sebelumnya ada 799 unit tersebar di kelompok tani dan sekarang ditambah lagi, sehingga menjadi 900 unit. Dari jumlah 900 itu disebar dan dikelola dengan sistem brigade (pinjam pakai) dan hibah. Brigade melalui Kodim 0616 ada 495 unit dan 100 unit brigade dinas dan ditempatkan di BPP dan sisanya pola hibah ke poktan. Itu lebih cepat karena ketika ada air langsung dipompa untuk mengairi areal persawahan yang kekeringan.
Lantas apa beda sumur bor dan Irpom, lanjutnya, sumur bor dilengkapi rumah pompa dengan mesin submersible, namun tanpa bak penampung dan pipa. Sementara irpom selain ada rumah pompa juga dilengkapi pipa baik pipa pengambil maupun pipa penyaluran, kemudian disediakan bak penampung untuk pembagi air. Irpom jumlahnya ada 118 unit.

Baca Juga:  Tadarus Alquran bersama Anggota, Kapolres Pekalongan : Tingkatkan Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME

“Sumber pendanaan untuk pengadaan sumur-sumur pertanian dari APBD dan DAK. Prosesnya kalau APBD melalui pihak ketiga (kontraktor) dan DAK (APBN Kementan) dikerjakan secara swakelola,” rincinya.

Irpom menjawab mengatasi kekeringan atau menyelamatkan lahan sawah, prioritasnya lahan tadah hujan tapi bisa juga dibangun di lahan sawah sistem irigasi teknis tetapi sepanjang tahun tidak kebagian air, contoh wilayah Kecamatan Krangkeng. Di Kecamatan Krangkeng dibangun dengan memanfaatkan sumber air Sungai Kumpulkuista dan wilayah lainnya di DAS Cimanuk, DS Citarum dan lainnya.

Irpom ada dua tipe berdasarkan sumber airnya, dari sumber air permukaan dan sumber air bawah tanah. Selain dari 118 titik sekarang ditambah 126 titik, lagi proses dan sudah CPCL, sudah diverifikasi tim teknis termasuk minta bantuan dari temen-temen PSDA, BBWS terkait titik yang bisa dipasang irpom. Setidaknya di November sudah selesai.

“Upaya pemerintah luar biasa memberikan solusi untuk mengantisipasi kekeringan terkait dengan air irigasi yang terbatas,” tandas dia.

Menyinggung wilayah Kecamatan Kandanghaur selalu kekeringan meski ada di daerah irigasi teknis sambungnya, karena Kandanghaur berada di daerah hilir Saluran Induk Cipelang Barat dan hilir Daerah Irigasi Bendung Salamdarma yang dikelola PJT II Patrol, dan air tidak sampai daerah hilir. Ini yang diprotes petani Kandanghaur karena masuk lahan irigasi teknis yang seharusnya duduk manis namun mereka harus susah payah melakukan pompa meski pada akhirnya kehabisan air juga.

Menurutnya, Kandanghaur MT I memanfaatkan air hujan, tetapi di MT II harus pompa kalau ada air. Kalau tidak ada tidak bisa tanam.

Imam Mahdi menambahkan, untuk MT I 2024-2025 diupayakan adanya pola percepatan tanam sehingga MT I bisa di bulan November dan MT II maju lagi pada kisaran Bulan April. Kalau percepatan pola tanam sesuai target maka akan ada MT III dan MT III menggunakan alat-alat tersebut untuk menarik air. (Nas)

Berita Terkait

Mahasiswi Pekalongan Dilaporkan Hilang, Keluarga Melapor dan Minta Polisi Bertindak
Dengan terjadinya kehilangan warga perumahan bangun pos kamling untuk berjaga jaga 
Menyambut HUT RI Ke 80 Pegadaian Syariah Unit Simpang Peut Bersama YJi Ajak Warga Jaga Kesehatan dan Keuangan
Diduga Gudang BBM ilegal Bebas Beroperasi Peran Aph Dipertanyakan
Penemuan Mayat di Kosan Singajaya Indramayu, Saksi Mulai Diperiksa Polisi
Semaraknya warga menyaksikan turnamen bola voli HUT RI ke 80 di suka makmue
Polda Lampung Gelar Penyuluhan Hukum Tentang UU No. 1 Tahun 2023 KUHP Baru dan Pra Peradilan
Cinta Terlarang di Balik Seragam: YLBH AKA Desak Pemecatan Oknum ASN dan Keuchik
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 10 Agustus 2025 - 05:48

Patroli Perintis Presisi Polres PALI Cegah Aksi Balap Liar Dan Premanisme Di Malam Hari

Minggu, 10 Agustus 2025 - 04:41

Diduga Gudang BBM ilegal Bebas Beroperasi Peran Aph Dipertanyakan

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 14:37

Pererat Silaturahmi dan Harmoni, Wakapolres Nagan Raya Hadiri Peusijuk Nanggroe di Beutong Ateuh Banggalang

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 14:27

Kapolres Nagan Raya Sentuh Hati Warga Lewat Aksi Kemanusiaan, Berbagi di Hari Penuh Berkah,

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 14:23

Manap Suharnap Pertanyakan Integritas Kepsek Dan Guru Yang Terlibat Praktik Penjualan LKS Di Sekolah Kabupaten Kuningan Jawa barat

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 14:18

Kapolres Nagan Raya berbagi bendera Merah Putih di Jalan Raya,Sambut HUT RI ke 80,

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 06:17

Pemkab Nagan Raya Raih Penghargaan KLA Predikat Nindya dari Kementerian PPPA RI

Jumat, 8 Agustus 2025 - 15:05

Brimob Aceh Laksanakan Patroli Kamandahan Jelang HUT RI ke-80

Berita Terbaru