Jalan Jambi Jadi ‘Arena Balap’ Truk Batubara 33 Ton, Diduga Ada Kongkalikong Pengusaha dan Pemerintah!
Tanjab Barat, Jambi – Mitramabesnews.Com – Jalan raya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, kini menjadi saksi bisu penderitaan masyarakat akibat lalu lalang truk-truk pengangkut batubara. Ratusan truk dengan tonase mencapai 33 ton setiap hari memuntahkan batubara dari Provinsi Riau dan Kabupaten Tebo menuju dermaga bongkar di Tungkal Ulu.
Investigasi lebih lanjut mengungkap bahwa truk-truk batubara dari Riau beroperasi di bawah bendera PT. BPP dan PT. GEL. Sementara itu, dari Kabupaten Tebo, batubara diangkut oleh armada CV.JP dan PT. BMP. Keberadaan perusahaan-perusahaan ini semakin memperjelas skala permasalahan dan dugaan keterlibatan pihak-pihak yang memiliki kekuatan ekonomi besar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Jalan ‘Keriting’, Ancaman di Depan Mata
Kondisi jalan semakin memprihatinkan dan membahayakan nyawa. Jalan yang seharusnya mulus, kini “keriting” dan bergelombang akibat gempuran truk-truk raksasa tersebut, seolah-olah “ranjau” bagi pengendara, terutama sepeda motor.
“Banyak tronton pengangkut batubara, kalau tidak hati-hati, bisa celaka,” ujar seorang pengendara motor bernama Rahmat, yang setiap hari melintasi jalan tersebut untuk bekerja. (26/8/2025)
Selain kerusakan jalan, debu batubara juga menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Debu beterbangan dan mencemari udara, mengancam kesehatan, gangguan pernapasan, iritasi mata, dan masalah kesehatan lainnya. Anak-anak hingga orang dewasa rentan terkena penyakit akibat polusi debu batubara.
Pemerintah Daerah ‘Tutup Mata’: Ada Apa di Balik Layar?
ironisnya, pemerintah daerah Jambi terkesan tutup mata terhadap penderitaan masyarakat.
Penegakan aturan terkait tonase dan jam operasional truk batubara di jalan raya nyaris tidak ada. Muncul dugaan kuat adanya kongkalikong antara pengusaha batubara dan oknum pemerintah daerah.
“Tidak mungkin pemerintah tidak tahu masalah ini. Pasti ada sesuatu di balik ini. Kami menduga ada bagi-bagi keuntungan antara pengusaha dan pejabat,” ungkap seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya.
Lebih mencengangkan lagi, Pos polisi lantas terdapat di 2 lokasi lintas timur tepat dimana truk angkutan batubara ini berlalu lalang namun tidak ada penertiban dari pihak kepolisian.
“Di dekat batas Jambi-Riau ada pos Lantas dan di KM 91 Dusun Mudo juga ada pos Lantas, namun tidak ada penertiban angkutan batubara ini” gerutu warga.(tim)
(Azman).