BUPATI TIKTOK: Petani Bangka Selatan Kehilangan Lahan, Bupati Dinilai Gagal Tegakkan Perda

- Penulis

Rabu, 30 Juli 2025 - 02:13

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Metramabesnews.com, Bangka Selatan, 30 Juli 2025 – Di tengah gencarnya pencitraan digital yang dilakukan oleh Bupati Bangka Selatan melalui platform media sosial seperti TikTok, masyarakat di akar rumput justru bergulat dengan kenyataan pahit: tanah negara yang mereka garap secara sah dirampas, dan tidak ada tindakan tegas dari kepala daerah untuk melindungi hak rakyat.

Julukan “Bupati TikTok” kini merebak di kalangan masyarakat sebagai bentuk kritik keras terhadap Bupati Bangka Selatan yang dinilai lebih fokus membangun citra di ruang digital, tetapi abai terhadap krisis agraria yang nyata dan sistematis terjadi di berbagai desa.

Lahan Dirampas, Perda Diabaikan

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di sejumlah desa seperti Desa Jeriji, Serdang, Pergam, hingga Desa Bencah, masyarakat menyaksikan maraknya praktik jual beli tanah negara tanpa dasar hukum, pembukaan lahan skala besar tanpa izin lingkungan, serta kegiatan perkebunan tanpa dokumen sah. Ironisnya, pelanggaran-pelanggaran tersebut terjadi secara terbuka dan sistematis, melibatkan oknum-oknum kuat yang memanfaatkan kelengahan atau pembiaran dari pemerintah daerah.

“Sudah terlalu lama masyarakat menjerit. Tapi Bupati tidak pernah turun tangan. Yang terlihat hanya TikTok, bukan tindakan,” kata Sulastio Setiawan, S.H., M.H., Ketua LBH Pengawal Keadilan Bangka Belitung Bersatu (PKBBB) Bangka Selatan.

LBH PKBBB menegaskan bahwa mereka telah melaporkan konflik penguasaan lahan negara ini kepada Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan sejak bulan Februari 2025. Namun hingga kini, tidak ada satu pun langkah nyata yang dilakukan oleh Bupati maupun perangkat daerah terkait untuk menyelesaikan atau bahkan merespons laporan tersebut.

“Kami sudah mengirimkan laporan resmi sejak Februari. Tapi jangankan ditindak, dikonfirmasi pun tidak. Ini bukti bahwa pemerintah daerah tidak serius melindungi rakyat. Jangan salahkan masyarakat kalau muncul istilah ‘Bupati TikTok’, karena itulah yang terlihat: hadir di timeline, tapi absen di ladang,” ujar Sulastio.

Baca Juga:  Direktorat Samapta Polda Sumatera Selatan Ikut Mensosialisasikan Program Makan Sehat Dan Bergizi.

Perda Ada, Tapi Tak Ditegakkan

Padahal, Bangka Selatan memiliki perangkat hukum daerah yang lengkap dan memadai untuk menyikapi kasus ini. Setidaknya terdapat empat Peraturan Daerah (Perda) strategis yang sudah cukup menjadi dasar penindakan:

• Perda Tata Ruang Wilayah (RTRW) – melarang pemanfaatan ruang tanpa izin;

• Perda Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) – melindungi tanah pertanian dari pengalihfungsian;

• Perda Lingkungan Hidup – mewajibkan setiap kegiatan usaha memiliki persetujuan lingkungan;

• Perda Perkebunan – mengatur izin, pengawasan, dan sanksi terhadap kegiatan perkebunan.

Namun sayangnya, tidak satu pun dari perda-perda tersebut dijalankan dalam konteks konflik agraria yang terjadi di Desa Jeriji, Serdang, Pergam dan Desa Bencah.

“Ini bukan sekadar pelanggaran administratif. Ini kejahatan terhadap petani dan terhadap konstitusi. Bupati wajib hadir sebagai penegak hukum daerah, bukan hanya sebagai ikon digital,” kata Sulastio.

Tuntutan Tegas dari Rakyat

Masyarakat dan LBH PKBBB menuntut agar Bupati Bangka Selatan segera:

1. Menindaklanjuti laporan Februari 2025 dan membuka proses hukum terhadap penguasaan lahan negara secara ilegal;

2. Membentuk Tim Investigasi Independen untuk mengaudit seluruh penguasaan lahan di desa-desa terdampak;

3. Menghentikan kegiatan perkebunan tanpa izin dan tanpa dokumen lingkungan;

4. Mengembalikan tanah negara kepada petani penggarap yang sah secara sosial dan historis;

5. Menunjukkan keberpihakan kepada rakyat, bukan kepada pemilik modal atau elite lokal.

Jika seorang Bupati tidak berani menegakkan Perda, tidak mampu hadir dalam penderitaan rakyat, dan memilih membangun popularitas semu maka rakyat patut bertanya: untuk siapa kekasaan dijalankan? Rakyat butuh pemimpin, bukan konten kreator.             (Mtmnews.Red) Narasumber Dari LBH PKBBB 

Berita Terkait

Satuan Polisi PP dan WH, Himbau Agar Masyarakat yang olahraga di Kompleks Perkantoran Suka Makmue Berpakaian Sesuai Syariat Islam
Proses Administrasi Jadi Kendala, Mantan Pj Keuchik Cot Rambong Buka Suara
Polda Sumsel Ungkap Peredaran Narkotika lewat Operasi Sikat Musi 2025
Kapolsek Kuala Terima Kunjungan Kerja Kapolres Nagan Raya,Guna Meningkatkan Pelayanan Terhadap Warga
POLRES NAGAN RAYA GELAR APEL PASUKAN OPERASI ZEBRA SEULAWAH 2025: PERKUAT KAMSELTIBCARTLANTAS MENJELANG OPS LILIN 2025
Gawat! Kabid dan Tenaga Honorer Wanita Disdukcapil Kabupaten Batu- Bara Tertangkap Basah di Penginapan Medan, Sumut
Ruang Komisi IV DPRD Batang Memanas: Dugaan Malapraktik RSUD Kalisari Makin Menggelinding
Tulisan “Pengawalan dan Pengamanan” di Plang Proyek KKP di Banyuasin Diprotes Warga, Diminta Segera Diubah
Berita ini 21 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 15:12

Satuan Polisi PP dan WH, Himbau Agar Masyarakat yang olahraga di Kompleks Perkantoran Suka Makmue Berpakaian Sesuai Syariat Islam

Senin, 17 November 2025 - 11:35

Proses Administrasi Jadi Kendala, Mantan Pj Keuchik Cot Rambong Buka Suara

Senin, 17 November 2025 - 06:49

Kapolsek Kuala Terima Kunjungan Kerja Kapolres Nagan Raya,Guna Meningkatkan Pelayanan Terhadap Warga

Senin, 17 November 2025 - 01:29

Gawat! Kabid dan Tenaga Honorer Wanita Disdukcapil Kabupaten Batu- Bara Tertangkap Basah di Penginapan Medan, Sumut

Minggu, 16 November 2025 - 10:34

Ruang Komisi IV DPRD Batang Memanas: Dugaan Malapraktik RSUD Kalisari Makin Menggelinding

Sabtu, 15 November 2025 - 12:53

KPA Peureulak Kritik Keras Benny K Harman : Jangan Sentil Perjanjian Helsinki !

Jumat, 14 November 2025 - 12:40

SDN 24  Meulaboh Mengibarkan Bendera Sobek, Pasca 80 Tahun Kemerdekaan RI

Jumat, 14 November 2025 - 11:24

Tanggapan Positif PT Servo Lintas Raya (SLR) atas Pemberitaan Terkait Tuntutan Ketua Aliansi AML, Wiko Candra.

Berita Terbaru